Yuk, kita mengenal Nafsu

Apapun bisa dijadikan sebagai mata pencaharian jika kita hidup di sebuah Negara bernama Indonesia. Dari membantu menyebrangkan kendaraan ketika hendak membelok, yang lebih terkenal dengan nama Pak Ogah, sampai mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak dipakai.

Saya pribadi menghoramati orang yang menjemput rejeki mereka dengan cara apapun, asal halal dan tidak mengemis tentunya. Tapi apa jadinya ketika mereka para penjemput rejeki ini mulai berulah, ketika yang dijadikan mata pencaharian sepi dari pembeli ataupun kurang peminatnya.

Sebuah ungkapan hati pribadi sebagai seorang ibu, yang mempunyai anak hobi memakan es krim.  Yang menjadi langganannya adalah tukang es yang suka pake seragam merah, dengan jinglenya yang khas. Sebenarnya enggan jika membiarkan anak-anak jajan sama si abang-abang yang suka lewat itu, hanya saja terkadang merasa kasihan melihat mereka keliling-keliling tanpa hasil, sekedar bayangan saya saja tepatnya. Tapi bagaimana jika harga yang ditawarkan setiap es krimnya, dari setiap pedagang itu berbeda-beda. Hari ini si abang ini 3000 perak, besoknya abang yang lain 4000, yang terakhir ini malah jadi 5000!! Dengan merek es krim yang sama disetiap pembeliannya itu. Biasanya harga jadi tidak normal kalau anakku sendiri yang pergi membelinya tanpa saya dampingi. Dan jika saya bertanya kepada anak saya “Berapa kembaliannya sayang?” anaknya dengan cuek menjawab “Engga ada…” Saya jadi bingung mematok harga kok beda-beda? Apa emang harganya beda-beda? Apa tergantung kecapean si abang tukang es krimnya gitu ya?…semakin capek harga semakin naek? Atau tergantung kepolosan anak-anak? Semakin polos si anak semakin menggila harga es krim itu….?

Mencoba memahami saja. Mungkin mereka memang sangat menggantungkan diri dari penjualan es krimnya itu. Jadi ketika ada konsumen yang tidak hapal harganya dan bisa dibohongi dan bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan besar ya rejekinya si abang tukang jual. Barokah engga kalau gitu??....

Atau untuk sekedar studi kasus yang lain. Dua hari yang lalu ketika sampai di bandara Kualalumpur. Saya dan suami diajak ngobrol oleh sang pemeriksa paspor tentang Negara masing-masing. Ada sebuah cerita yang boleh dijadikan renungan. Ketika Pak Cik ini menyinggung tentang kebiasaan para pegawai negeri yang ada di Indonesia yang selalu mengambil “tips’ diluar prosedur biasanya. Dan beliau membandingkan dengan negaranya sendiri, yang menyatakan tidaklah mudah untuk menarik tips tersebut di negaranya. Mengingat memang gaji para pegawai kerajaan Malaysia lebih besar dibandingkan Negara Indonesia. Melirik sekilas bahwa sudah menjadi rahasia umum jika gaji para Pegawai Negeri kita memang tidak lah besar, jadi tak sedikit pula yang mengambil jalan pintas untuk menambah rejeki harian mereka. Hanya sekedar untuk menambah lauk pauk yang ada dirumah, atau malah terlintas untuk memanfaatkan “kesempatan berharga” yang harus dikeruk habis-habisan?! Akan tetapi nurani akan selalu diketuk, ketika manusia berbuat suatu kesalahan.

Manusia berada dalam posisi tengah diantara makhluk Allah yang bernama syetan dan malaikat. Syetan yang selalu berbuat keburukan dan para malaikat yang selalu mentaati perintahNya. Dan manusia dikaruniakan Allah nafsu yang cenderung ke kiri, mengikuti langkah syetan atau ke kanan, bergabung dengan laskar malaikat yang selalu bertasbih kepadanya. Dan Allah akan selalu memberikan kesempatan kepada para manusia untuk memilih jalan kehidupannya. Tidak seperti dua mahkluk lainnya yang sudah jelas arah hidupnya.

Allah telah mengaruniakan kepada manusia sebuah rasa yang bernama nafsu. Nafsu yang bila manusia tidak mampu mengendalikannya bisa menjerumuskan manusia ke dalam keburukan. Tapi akan mendorong manusia ke dalam kebaikan jika manusia mampu mengawalnya. Didalam Islam sendiri ada tiga macam nafsu.

Yang pertama adalah Nafsu Ammarah.  Nafsu ini selalu mengajak manusia ke dalam kejahatan dan perbuatan yang bertentangan dengan agama. Seperti yang tercantum dalam Al-Quran, “Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhan ku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Yusuf ayat 53)

Dan manusia yang dikuasai Ammarah, nantinya ia akan diperbudak nafsunya itu sendiri. Bahkan menjadikannya sebagai tuhan yang akan selalu ditaati setiap keinginannya itu. “Sudahkan engkau (Muhamad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya? Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya” (QS. Al-Furqan ayat 43-44) Diakhir ayat bahkan ada penjelasan bahwasanya manusia itu sendiri kebanyakan tidak menyadari akan kebodohannya yang selalu mengikuti nafsu Ammarah.

Dan akan seperti apakah mereka yang selalu menuhankan nafsu Ammarahnya itu? Allah sudah menyediakan tempat yang “istimewa” bagi para pasukan Ammarah ini, “Dan sungguh, akan kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (QS. Al-A’raf ayat 179).

Yang kedua yaitu nafsu Lawwamah. Manusia yang memiliki nafsu ini sudah mengenal mana yang baik dan mana yang buruk. Tapi mereka cenderung terjerumus kedalam keburukan. Setiap melakukan dosa mereka akan selalu menyesali perbuatanya tapi lain waktu perbuatan dosa lainnya akan diperbuatnya lagi. Maka Rasul pun pernah bersabda seperti yang diriwayatkan oleh At- Tarmidhi bahwasanya  “Setiap anak adam tidak sepi dari melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah orang yang (segera) bertaubat.” (HR at-Tarmidhi). Manusia memang akan selalu menyesali setiap perbuatan dosanya karena Allah telah berfirman dalam Al-Quran “Dan Aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri)" (QS. Al-Qiyamah ayat 2). Nafsu ini berada dipertengahan diantara nafsu yang mengajak kebaikan dan nafsu yang selalu mendorong manusia kepada keburukan.

Yang ketiga adalah nafsu Muthmainnah. Nafsu yang terakhir ini adalah nafsu yang senantiasa mengajak kita pada kebaikan. Selalu mengajak manusia untuk selalu taat dan patuh kepada Nya. Nafsu yang akan membuat hati mereka tenang dengan selalu mengingat dan berdzikir kepada Nya. “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjdai tenteram” (QS Ar-Ra’d ayat 28).

“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhan ku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Yusuf ayat 53). Bersyukurlah jika Allah telah memberikan nafsu yang telah dirahmatiNya yaitu nafsu yang bernama Muthmainnah.

Nafsu dikaruniakan Allah kepada makhluk yang bernama manusia dan Allah telah menyediakan jalan diantaranya menuju kebaikan ataukan kejahatan. Nafsu tidak bisa kita hilangkan atau kita bunuh. Tapi nafsu harus mampu kita kendalikan dengan cara yang benar. Dan Islam telah memberikan jalan bagaimana cara mengendalikan nafsu dengan benar. Lewat Islamlah Allah telah menyebar ilmunya bagaimana kita mengenal, mendidik, mengawal dan membimbing nafsu. Karena Allah telah membuka lebar pintu-pintu syurgaNya, bagi mereka yang mampu mengendalikannya.

Wallohu’alam Bi Showab.

Comments

Post a Comment

haii Tiada kesan tanpa komentarmu

* Just click on the pic and copas into box comment for using the emoticon

Popular posts from this blog

Mudik...!!

What's the meaning of Jilbab