Hate You....

Dua orang bertemu kemudian berkawan. Bisa berkawan dikarenakan mempunyai kesamaan latar belakang dari satu tempat yang sama, kemudian ketika saling berbincang mereka mempunyai kecocokan lagi yang membuat hubungan itu begitu nyaman.
Sampai satu pihak menyisihkan orang lain karena hanya ingin bergaul dengan kawan yang baru ia temuinya itu.
Bentuk hubungan itu yang mungkin tanpa disadari mereka merugikan bahkan menyakiti orang lain.
Sebuah hubungan yang pada dasarnya menjadi semakin erat dikarenakan tak jauh dari serunya membicarakan orang-orang disekitarnya. Hubungan yang suatu saat akan rentan terkena masalah jika ada yang memicunya.

Dan kini bom itu pun meledak. Pemicunya, yang menurut pengakuan satu pihak, ingin membantu pada dasarnya. Dan sepertinya efek dari ledakan tersebut terus menerus terjadi yang entah sampai kapan akan berkahir.
Karena dua pihak terus-terusan mengungkit masalah itu. Jika orang luar melihat, akan
sangat jelas sekali tampak, bahwa dua-duanya merasa diri benar.

Bisa dijadikan sebuah pelajaran yang sangat berharga sebenarnya.
Bahwa jika kita mendengar sebuah berita, khususnya berita yang sangat tidak mengenakkan baik itu tentang orang lain apalagi tentang diri kita. Hal yang pertama sekali yang harus kita lakukan adalah cek dan ricek. Sebuah langkah awal yang harus kita kerjakan. Karena untuk menemukan orang yang berkata tanpa melebihkan atau mengurangi bukanlah perkara yang gampang.

Kebencian yang semakin menebal diantara hubungan kedua kawan tadi, bukanlah hal yang tidak biasa sebenarnya. Setiap orang pastinya jika mengalami hal itu, mungkin akan tumbuh rasa negatif dalam diri.
Hanya setiap orang akan mempunyai reaksi yang berbeda dalam mengatasi kebencian itu. Bukan perkara mudah untuk mengilangkan kebencian, rasa kekecewaan, ketidaksukaan orang
atau rasa negatif yang lainnya. Maaf di mulut akan mudah untuk dikeluarkan, Tapi urusan hati, hanya yang bersangkutan dan Tuhan yang tahu. Meski pada akhirnya seseorang memutuskan untuk menjauh, apa bisa dikatakan menghindari masalah, karena pada dasarnya orang tersebut ingin menjaga hati karena tidak membiarkan syetan melonjak gembira diatas kebencian yang semakin menguat.

Manusia, Allah ciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.
Berjuang dalam berbagai aspek kehidupan didalamnya.
Allah menguji setiap orang dengan kemampuannya masing.
Dan Allah akan selalu melihat usaha atau effort setiap orang dalam menghadapi dan menjalani ujian tersebut.
Akan kah kita terjebak dalam nafsu syetan untuk selalu berkubang didalam lumpur pekat itu?
Ataukah kita sebagai manusia yang dilahirkan lebih sempurna dari iblis dan malaikat mampu untuk mengatasi semua itu?.

Comments

Popular posts from this blog

Mudik...!!

What's the meaning of Jilbab