Tempatku Berteduh

http://ngerumpi.com/ Tempat saya nongkrong yang baru didunia maya. FB udah mulai bosen gitu-gitu aja, eMPeh masih setia tapi kok sekarang kurang greget ya?? Udah males sama social network gitu... Lagi iseng googling, terdampar di sebuah web gara-garanya menemukan nick yang sama dengan yang biasa saya pakai, Lebah... Akhirnya jalan-jalan deh di web itu. Sampai saya lihat, kayaknya seru join disana. Sebuah web yang memuat tulisan-tulisan orang terus pastinya orang-orang pada komentar disana. Web ini boleh dibilang gabungan dari beberapa site terkenal. Ada FB, dimana orang bebas saling berkomentar dan bisa kasi rating. Kalau di FB kan ada like this nya, nah disini lebih banyak lagi. Paling tinggi adalah isnpiratif, paling bawah adalah reseh!!! hueheuhe...tapi so far sih pada kasi rating diatas biasa semua (yang paling tengah adalah rating biasa) Terus ada sistem plurk dengan karmanya, disini dinamakan pamor. Seberapa pamorkah kita di web ini? Nah, ada porsennya. Ada sistem follow juga sep...

Jika berjalan-jalan ke Malaysia, satu hal yang bisa dibanggakannya adalah beragam keindahan Masjid yang mereka miliki. Kaya dengan arsitektur didalamnya. Fasilitas lengkap, cukup canggih dan sangat nyaman. Ada beberapa Masjid yang menyediakan fasilitas Wifii juga. Tapi yang paling terkesan adalah keindahan bangunan dan kaligrafi didalamnya. Terkadang jika belum tahu, akan terkecoh dengan beberapa gedung yang atasnya ada seperti kubah Masjid. Tapi sebenarnya adalah gedung perkantoran. Gedung-gedung seperti ini banyak terlihat di daerah Putrajaya, yang menjadi daerah pusat pemerintahan Malaysia. Gedung Perdana Menterinya pun mirip sekali dengan Masjid. Ada beberapa Masjid yang pernah saya kunjungi, tentunya masih daerah Kualalumpur dan sekitarnya. Yang pertama adalah Masjid Asyakirin. Terletak dekat sekali dengan menara Petronas. Masjid besar yang pertama sekali saya kunjungi disini. Yang paling terkenang adalah kubah diatasnya, jika dilihat dari dalam.  Kedua adalah Masjid P...

Bagi sebagian orang yang suka dengan sosok sederhana tapi menyimpan berjuta kisah disegurat wajahnya yang sepuh, Pramoedya Ananta Toer, pasti kenal dengan judul diatas. Anak semua bangsa adalah salah satu judul dari tetralogi bukunya yang kedua, yang sempat dilarang beredar di Inodonesia sekitar tahun 80an. Dari buku ini pula akhirnya saya bisa "berkenalan" lebih jauh dengan Pram.  Berawal dari membaca postingan teman tentang My favourite Author , saya jadi ikut tertarik juga untuk menulisnya. Apalagi setelah ditelusuri, tulisan tentang pengarang favorite ini adalah sebuah kuis yang diadakan oleh salah satu MPers yang ada di Tanggerang, Mbak Gita (salam kenal ya Mbak hehehe... ). Sebenarnya jika ditanya tentang pengarang kesayangan, ya bakal bingung jawabnya, banyak sih. Dari pengarang manca negara apalagi domestik. Dari pengarang buku-buku serius, yang kocak sampe anak-anak, banyak yang saya suka. Tapi ketika baca kuisnya Mbak Gita saya langsung teringat dengan seora...

Dikisahkan dua keluarga dengan dua latar belakang yang berbeda. Yang satu tinggal di sebuah kota besar dengan gaya hidup yang bebas, meniru gaya barat seutuhnya. Alkohol sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, pergi ke disko atau sekedar bersenang-senang pergi ku luar negeri adalah suatu hal yang sangat biasa mereka lakukan. Tapi meski kehidupan mereka yang jauh dari ibadah agama yang utama, mereka masih ingat dengan orang sekitar yang lebih membutuhkan. Mereka selalu menyumbangkan sebagian hartanya kepada fakir miskin, peduli dengan lingkungan sekitar. Keluarga tersebut penuh dengan kasih sayang. Keluarga yang lain diceritakan hidup disebuah desa. Dengan ritme kehidupan tak jauh dari beribadah kepada Allah. Ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap muslim selalu mereka kerjakan. Sholat, puasa, zakat, pergi haji semua rukun Islam mereka lakukan dengan baik. Tapi di balik itu semua, mereka tak lepas dari bergunjing, saling berteriak sesama anggota keluarga...

Rating: ★★★ Category: Books Genre: Literature & Fiction Author: Gordon Roderick dan Brian Williams Judul Buku: Tunnels Penulis: Gordon Roderick dan Brian Williams Penerbit: PT. Mizan Pustaka Tebal Buku: 651 Harga Buku: Rp. 79.000 Apa yang Terjadi diatas Terjadi juga Dibawah Pertama kali yang membuat saya tertarik dengan buku ini adalah endorsement yang tertera dibelakang dan depan buku ini. Barry Cunningham dikenal sebagai seorang editor penemu buku Harry Potter. Endorsement ini pula yang merupakan salah satu "senjata" pemasaran bagi buku ini. Hal kedua yang membuat saya tertarik adalah novel ini saya rasakan sebagai pengganti kerinduan saya akan dunia magicnya Harry Potter. Karena disampul buku sudah ditulis bahwa tokoh utamanya, Will Burrows, akan berpetualang didalam dunia bawah tanah. Ditambah imajinasi saya yang mulai bermain, saya membeli buku ini. Awal cerita mulai digambarkan bagaimana petualangan Will bersama ayahnya Dr. Burrows, seorang kurator museum yang tepat...

Anak-anak pada punya hobi nyanyi. Si sulung tentunya gara-gara disekolahnya, yang bungsu sudah pasti ketularan Kakaknya. Semenjak kepindahan kami ke negara orang, praktis lagu-lagu yang diajarkan pun jadi berbeda. lagu anak-anak yang berbahasa inggris sih tidak masalah, karena biasanya tema lagu masih bersifat umum. Tapi gimana jadinya kalau anak-anak yang masih polos dan lugu ini diajarkan lagu kebangsaan setempat? Di Malaysia tentunya ada juga lagu kebangsaan, ditambah setiap negara persekutuan pun punya lagu kebangsaan plus sekolahnya masing-masing. Walhasil? Tak jarang si sulung mulai sering menyanyikan lagu-lagu kebangsaan itu. Si bungsu? Plagiat kakaknya ikut-ikutan nyanyi lagu-lagu itu. Awal saya merasa lucu mendengar lagu-lagu itu berkumandang di seantero rumah, sampai suatu hari... Akang: "Negaaarakuuuuu.... Tanah Tumpahnya Darahkuuuuu...!!" Neng  : "Rakyat Hiduuuuup Bersatu dan Maaajuuuuu...." Ummi : "Indonesiaaaa...Tanah Air Kuuuuu....Tanah Tumpah ...