Mari kita Menebang Pohon!! ... Loohh??

Beberapa hari yang lalu, keadaan disekitar rumah cukup ramai alias berisik dengan kedatangan beberapa kendaraan berat yang nangkring disekitar rumah saya. Awalnya saya pikir kendaraan tersebut adalah truk pengangkut sampah atau truk pengangkut sisa-sisa perkebunan atau barang bekas tak terpakai.

Kemudian si sulung berteriak memberikan laporan, kalau ada pemotongan pohon diujung jalan. Saya masih kurang berminat. Sampai salah satu kendaraan besar parkir didepan rumah saya dan salah satu kendaraannya mulai mengeluarkan suara berisik. Saya cukup penasaran juga dengan aktifitas yang mereka lakukan.


Saya melihat ada sekitar tiga kendaraan besar. Yang satu untuk mengangkat orang keatas agar mudah memotong pohon. Yang kedua adalah kendaraan yang isinya untuk memotong-motong kayu yang sudah dipotong hingga menjadi potongan kecil dan rapih. Persis seperti yang suka ada ditempat pemotongan pohon dihutan-hutan. Yang lain adalah truk tempat penyimpanan hasil potongan-potongan kayu tadi.

Melihat aktifitas yang cukup serius dan menarik ini, minat "jurnalistik" saya muncul. Langsung saya abadikan dalam kamera Nokia 6300 saya. Sebenarnya saya ingin keluar rumah mendekati secara langsung prosesnya. Hanya saja keberanian saya belum sebesar mereka para wartawan yang sebenarnya, saya hanya melakukan dari pintu rumah saja, itu pun sembunyi-sembunyi, padahal kalau dipikir-pikir saya kan bukan maling ya?

Kembali ke laptop, maksud saya ke topik yang ingin saya bahas. Saya ingin mengomentari pihak kerajaan disini yang cukup serius untuk membereskan apa yang menjadi fasilitas umum. Cukup memberi perhatian besar dan serius dalam menanggapinya.

Dulu ketika pertama kali kepindahan kami ke daerah sini. Rumah kami terletak dijung blok terhalang satu rumah. Keadaan cukup gelap jika malam karena banyaknya pohon-pohonan disekitar rumah kami. Dan keadaan lampu diujung blok mati. Sehingga cukup spooky juga kalau malam-malam melihat keluar.
(letak lampu jalan, persis berada didekat rimbunan pohon besar yang ada difoto diatas)

Suami akhirnya berinisiatif menghubungi mereka yang tepat untuk menerima keluhan. Memanfaatkan fasilitas internet yang ada, biasanya pelayanan masyarakat disini bisa dengan mudah kita temukan dalam internet, suami menemukan juga webnya kemudian melayangkan permintaan untuk membetulkan lampu jalan yang mati.

Selang seminggu, suami menerima panggilan untuk mengkonfirmasi bahwa apakah benar telah memberikan laporan untuk perbaikan lampu. Ketika sudah yakin, sehari kemudian lampu pun dibetulkan dan keadaan jalan pun menjadi terang.

Penebangan pohon yang dilakukan beberapa hari yang lalu itu adalah masih pihak yang sama dengan yang membetulkan lampu jalan waktu itu. Karena yang saya perhatikan adalah pohon yang ditebang yaitu pohon besar dan menghalangi kabel yang melintang diatasnya.

Saya jadi teringat dengan sosok kabayan versi Bandung TV yang ada di kota Bandung. Dimana sosok kabayan tersebut selalu jalan-jalan disekitar Bandung kemudian menyorot hal yang cukup ironis terjadi di Kota Kembang, kemudian melukisnya. Ada salah satu episode ketika si Kabayan ini berjalan-jalan disekitar jalan Diponegoro, dimana waktu itu pohon-pohon besar sudah ditebang dan potongannya digeletakkan begitu saja dipinggir jalan. Yang saya ingat komentarnya adalah "Ceuk saya mah haram motongan tatangkalan siga kieu teh, tatangkalan ge makhluk Allah, boga hak jang hirup didunya" (Kalau kata saya menebang pohon itu haram, karena pohon pun adalah makhluk Allah yang punya hak untuk hidup didunia).
(foto diatas adalah sosok Kabayan versi Bandung TV, saya dapat dari sini
)

Saya hanya tersenyum saja mengandaikan jika si Kabayan itu datang kesini dan melihat para penebang pohon ini sedang memotong-motong pohon karena menghalangi kabel. Jika saya melihat kondisi disini, alasan kenapa mereka memotong pohon-pohon besar disamping menghalangi kabel adalah karena Malaysia merupakan salah satu negara dengan kondisi tingkat petir dan halilintar yang cukup tinggi dibanding dengan negara disekitranya. Hampir dipastikan jika ada hujan meski hujannya tidak begitu besar, petir pasti akan saling menyambar disini. Padahal keadaan disekitar rumah saya cukup padat, tapi yang menjadi rawan adalah keadaan pohon yang besar dan cukup banyak disekitar rumah saya, bisa menjadikan alasan kuat mereka memotong pohon-pohon itu.

Pernah waktu lebaran 2009 kemarin, mobil kawan saya tertimpa pohon yang tumbang sewaktu hujan, meski tidak ada korban jiwa pastinya kawan saya harus memperbaiki keadaan mobil tersebut yang tidak sedikit biayanya.

Melihat kasus penebangan pohon yang terjadi didaerah jalan Ponegoro di Bandung pun, pihak pemerintah punya alasan tersendiri kenapa mereka menebang pohon. Karena seingat saya pohon-pohon disana, disamping sudah tua, ketika hujan besar melanda tak sedikit pohon-pohon ada yang tumbang, seringnya dahan-dahan yang cukup besar berjatuhan dan itu pun tidak jarang memakan korban.

Melihat kondisi seperti ini apa menebang pohon menjadi haram?


Memang, jalan Diponegoro tidak lagi sejuk dengan tiada pohon-pohon tersebut. Apa tidak ada penggantinya ataupu solusi lain? Disini, sekedar untuk studi banding saja, adalah daerah Putrajaya. Daerah yang cukup gersang, tapi pihak kerajaan cukup pintar menyiasatinya dengan memasang pohon-pohon yang dihias kemudian dibentuk cukup unik dan menarik. Sehingga meski memang keadaan masih panas sekiranya mereka yang melewati jalan-jalan di Putrajaya masih dihibur dengan keadaan pohon-pohon kecil unik tersebut.
(perhatikan bentuk pohon-pohon kecil disebelah kanan, difoto yang tertera. Yang difoto berbentuk kotak. Biasanya ada yang berbentuk oval atau payung. Kiri dan kanan jalan di Putrajaya, penuh dengan pohon mini seperti itu)



Keadaan yang cukup jauh antara Indonesia dengan Malaysia adalah diantara pelayanan yang diberikan pihak pemerintahannya. Di Malaysia Ketika proses penebangan terjadi, potongan-potongan yang sudah rapih tadi lalu dibawa oleh truk yang memang fungsinya sebagai pembawa barang-barang bekas rumah tangga juga sisa-sisa perkebunan. Truk yang ikut berada bersama rombongan para penebang ini. Berbeda dengan Indonesia yang memerlukan beberapa hari untuk menunggu truk pembawa sampah, membawa potongan-potongan tersebut, yang digeletakkan begitu saja dipinggir jalan.

Sekedar informasi saja, disini ada dua jenis truk pembawa sampah. Yang satu adalah truk pembawa sisa domestik, dia hanya akan membawa sisa sampah rumah tangga saja. Yang kedua adalah truk pembawa sisa barang-barang bekas dan perkebunan.

Disini barang-barang yang jika di Indonesia mungkin masih dipakai ataupun diservis, barang-barang tersebut dibuang atau dibiarkan begitu saja didepan rumahnya. Makanan empuk para pemulung pikir saya. Bukannya tidak ada para pemulung disini, mereka lebih keren saja cara kerjanya dibanding dengan di Indonesia. Jika di Indonesia pastinya gerobak yang mereka bawa ataupun karung. Disini para pemulung menggunakan motor atau sepeda untuk berkeliling blok. Kadang ada truk pengumpul diujung jalan dan menunggu hasil pulungan mereka. Kadang ada juga yang bekerja sendiri-sendiri. Hanya saja saya bisa memastikan mereka, para pemulung ini, adalah orang Indonesia atau Thailand.

Sebuah studi kecil, yang semoga bisa menjadi hikmah bagi siapa saja yang membaca coretan saya.

Serdang, 14 April 2010
4:02 PM







Comments

Post a Comment

haii Tiada kesan tanpa komentarmu

* Just click on the pic and copas into box comment for using the emoticon

Popular posts from this blog

Mudik...!!

What's the meaning of Jilbab