Ketika Allah menggerakkan jariNya di Pompeii
Mencari artikel yang berhubungan dengan kota ini memang mudah sekali mendapatkannya. Jika mengetik kata kunci Pompeii di Mr. Google pun, akan dengan sangat mudah sekali mendapatkannya. Saya pribadi jika mendengar nama Pompeii pastinya teringat dengan kaum Sodom dan Gommorah yaitu kaumnya Nabi Luth. Kaum yang Allah hancurkan karena perilaku mereka yang sudah sangat diluar batas. Kaum ini Allah hancurkan karena maksiat sudah begitu merajalela dimana perzinahan dan berhubungan dengan sesama jenis adalah merupakan hal yang biasa terjadi.

Dan apakah yang terjadi dengan Pompeii? Orang-orang yang hidup di kota Pompeii tidak ada bedanya dengan kaum Nabi Luth. Kota ini hancur karena sebuah gunung bernama Vesuvius meledak dan menyemburkan apa yang dikandung didalamnya. Kota ini terletak di wilayah Campania Italia. Sebuah kota yang berdiri ketika jaman kekaisaran Romawi kuno. Karena begitu dahsyatnya letusan gunung Vesivius, Pompeii tenggelam dan hilang dari muka bumi selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali dengan tidak sengaja.
Selanjutnya saya akan mengopas beberapa alinea yang saya dapat dari webnya Harun Yahya dan Wikipedia.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran tersebut. Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi; akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.

Lava gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut. Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab.

Ada teori tanpa bukti yang menyatakan bahwa Fontana menemukan beberapa fresko erotis selama penggalian yang dilakukannya, namun karena norma-norma kesopanan yang amat kuat saat itu ia mengubur fresko-fresko itu kembali. Hal ini diperkuat oleh laporan-laporan penggalian oleh tim lain sesudahnya yang menyatakan bahwa daerah galian tersebut menunjukkan suasana telah pernah digali dan dikuburkan kembali. Penggalian ini terjadi ketika tahun 1860 ekspedisi ini dilakukan oleh orang-orang dari Spanyol.
Untuk jelasnya boleh klik disini
Dalam konteks ini, terdapat aspek dari bencana tersebut yang sangat sulit untuk dimengerti. Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?
Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa adzab yang dikisahkan dalam Alqur'an, sebab Alqur'an secara khusus mengisyaratkan “pemusnahan secara tiba-tiba” ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, “penduduk suatu negeri” sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin ayat 13 musnah bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini diceritakan sebagaimana berikut:
“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (QS. Yaasiin, 36:29)
Di surat Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan:
“Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.”
Kematian masal penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat persis sebagaimana adzab yang dikisahkan dalam kedua ayat di atas.
Kendatipun semua peringatan ini, tidak banyak yang berubah di wilayah di mana Pompeii dulunya pernah ada. Distrik-distrik Naples (kota yang terletak di sebelah kanan gunung Vesuvius) tempat segala kemaksiatan tersebar luas tidaklah jauh berbeda dengan distrik-distrik bejat di Pompeii. Pulau Capri adalah tempat di mana para kaum homoseksual dan nudis (orang-orang yang hidup telanjang tanpa busana) tinggal. Pulau Capri diiklankan sebagai “surga kaum homoseks” di industri wisata. Tidak hanya di pulau Capri dan di Italia, bahkan hampir di seantero dunia, kerusakan moral tengah terjadi dan sayangnya mereka tetap saja tidak mau mengambil pelajaran dari pengalaman pahit yang dialami kaum-kaum terdahulu.
Entah kenapa saya sangat tertarik sekali dengan artikel-artikel seperti ini. Tambahan beberapa kejadian yang terjadi jelas didepan mata, keinginan saya semakin kuat untuk sengaja merepost artikel ini khusus didalam blog saya.
Semoga dengan ilmu yang Allah serak dimuka bumi ini, semakin membuka mata kita untuk menjadikannya hikmah yang begitu luas yang bisa kita petik, InsyaAllah.
Sumber:
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/057.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Pompeii
http://erabaru.net/sejarah/56-sejarah/3032-kemakmuran-kota-kuno-pompeii-musnah-dalam-sekejab
Serdang, 19 May 2010
4:23 PM
Dan apakah yang terjadi dengan Pompeii? Orang-orang yang hidup di kota Pompeii tidak ada bedanya dengan kaum Nabi Luth. Kota ini hancur karena sebuah gunung bernama Vesuvius meledak dan menyemburkan apa yang dikandung didalamnya. Kota ini terletak di wilayah Campania Italia. Sebuah kota yang berdiri ketika jaman kekaisaran Romawi kuno. Karena begitu dahsyatnya letusan gunung Vesivius, Pompeii tenggelam dan hilang dari muka bumi selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali dengan tidak sengaja.
Selanjutnya saya akan mengopas beberapa alinea yang saya dapat dari webnya Harun Yahya dan Wikipedia.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran tersebut. Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi; akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.
Dalam konteks ini, terdapat aspek dari bencana tersebut yang sangat sulit untuk dimengerti. Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?
Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa adzab yang dikisahkan dalam Alqur'an, sebab Alqur'an secara khusus mengisyaratkan “pemusnahan secara tiba-tiba” ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, “penduduk suatu negeri” sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin ayat 13 musnah bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini diceritakan sebagaimana berikut:
“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (QS. Yaasiin, 36:29)
Di surat Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan:
“Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang.”
Kematian masal penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu yang sangat singkat persis sebagaimana adzab yang dikisahkan dalam kedua ayat di atas.
Kendatipun semua peringatan ini, tidak banyak yang berubah di wilayah di mana Pompeii dulunya pernah ada. Distrik-distrik Naples (kota yang terletak di sebelah kanan gunung Vesuvius) tempat segala kemaksiatan tersebar luas tidaklah jauh berbeda dengan distrik-distrik bejat di Pompeii. Pulau Capri adalah tempat di mana para kaum homoseksual dan nudis (orang-orang yang hidup telanjang tanpa busana) tinggal. Pulau Capri diiklankan sebagai “surga kaum homoseks” di industri wisata. Tidak hanya di pulau Capri dan di Italia, bahkan hampir di seantero dunia, kerusakan moral tengah terjadi dan sayangnya mereka tetap saja tidak mau mengambil pelajaran dari pengalaman pahit yang dialami kaum-kaum terdahulu.
Semoga dengan ilmu yang Allah serak dimuka bumi ini, semakin membuka mata kita untuk menjadikannya hikmah yang begitu luas yang bisa kita petik, InsyaAllah.
Sumber:
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/057.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Pompeii
http://erabaru.net/sejarah/56-sejarah/3032-kemakmuran-kota-kuno-pompeii-musnah-dalam-sekejab
Serdang, 19 May 2010
4:23 PM
Comments
Post a Comment
haii Tiada kesan tanpa komentarmu
* Just click on the pic and copas into box comment for using the emoticon