[ Project in Class ] Celoteh Akang

Adalah Zharfan, anakku yang pertama sedang memasuki masa-masa dimana anak sangat kritis dengan segala sesuatu yang baru dirasakan atau ditemuinya. Dia termasuk anak yang sangat cerewet, meski dia adalah seorang anak laki-laki. Sudah bisa terbayang kan? yang memang sudah dari sananya cerewet, tambahan jika ada sesuatu yang menggelitik pikirannya, beribu-ribu pertanyaan akan dilontarkannya. Saya kadang sampai kewalahan menahan "serangannya" itu. Jawaban yang saya beri malah menimbulkan banyak lagi pertanyaan darinya, kalau sudah mentok dan saya tidak tahu lagi jawab apa, Abinya lah yang akan ku serahi tanggung jawab itu.

Ada satu hal dari sifatnya, yang akhir-akhir ini membuat saya sering jengkel dengan Si Sulung ini, yaitu reaksi akan permintaannya yang selalu ingin cepat-cepat dilaksanakan. Dan marah-marah jika permintaanya itu tidak langsung saya penuhi. " Ummi... Akang kesel kalau Ummi gak denger kalo Akang ngomong!" Sambil mulai mengeluarkan suara-suara merajuk plus embel-embelnya yang sangat menguji kesabaran saya. Padahal baru lima menit yang lalu dia utarakan permintaannya itu, sedang saya masih melakukan sesuatu yang tidak bisa langsung saya tinggalkan.
Jika ada waktu santai buat kami, kadang saya suka iseng sambil canda bilang sama anakku itu " Tahu gak Kang? Akang itu cakep, rambutnya keren kayak superman, bulu matanya lentik kaya boneka ( yang ini dia suka protes soalnya kayak perempuan dia bilang ), udah gitu suka bantuin Ummi cuci piring kadang suka belain Eneng ( anak saya yang bungsu ) kalo Ummi lagi marah sama Eneng. Cuman, duaaa aja yang jeleknya, sedikit gak sabaran dan suka marah-marah gak jelas." Kalau sudah begitu dia suka manyun dan mengeluarkan sejuta rayuan dan alasan kenapa dirinya begini dan begitu.

Pernah suatu saat ketika konflik antara Palestina dan Israel lagi ramai-ramainya, anakku Zharfan tak luput mengomentarinya. Entah apa yang diceritakan gurunya di sekolah tentang konflik ini, pastinya jika di tv dia lihat berita seputar Palestina, meski sekedar penggalangan dana dengan gambar beberapa anak yang terluka pasti langsung komentar atau bertanya. " Ummi jangan lagi minum kopi itu ya?" sambil nunjuk ke Nescafe. Wah sudah diajarin boikot neh anak segede ini? Ngerti apa engga coba dengan apa yang diomongkannya itu?. Kalau ditanya kenapa, cuman bilang " Cikgu ( guru ) cakap begitu " Yahh, kalau gurunya ngomong apa pasti cepet nempelnya. Atau pertanyaan seperti " Kenapa si orang Israel jahat nembakin anak-anak Palestina?" atau pertanyaan yang benar-benar membuat saya termenung
" Ummi, emang Allah gak ada di Palestina ya? kok gak nolong orang-orang Palestina si?" Ah, untuk pertanyaan-pertanyaan seperti ini, saya memang harus belajar terus menerus untuk mendidik dan menyiapkan anak-anak yang Allah amanahkan kepada kami, demi menjalankan kehidupan mereka kelak nanti.




Comments

Post a Comment

haii Tiada kesan tanpa komentarmu

* Just click on the pic and copas into box comment for using the emoticon

Popular posts from this blog

Mudik...!!

What's the meaning of Jilbab