Setahun perjalanan ku Di Malaysia
Teringat dengan salah satu tulisan teman saya tentang seputar kehidupan orang-orang Indonesia yang pergi melanglang buana ke negara orang, jadi pengen nulis juga gambaran kehidupan kami disini. Ada berbagai macam kondisi terjadi pada kami disini. Boleh dibilang tak beda jauh dengan kehidupan sebagian orang yang masih tetap tinggal di Indonesia. Meski tetap saja ada perbedaannya. Satu pandangan sama yang dihadapkan kepada kami para pelanglang buana adalah kehidupan yang lebih baik pastinya dari pada di Indonesia, tidak sedikit yang berdecak kagum atau bahkan malah iri
Sekedar kaleidoskop saja, sudah setahun lebih saya tinggal di Malaysia. Tepat tanggal 19 Maret kemarin setahun saya berada disini. Banyak kisah yang terjadi dan boleh dibilang membawa saya kepada sebuah perubahan besar dalam hidup, semoga menuju ke arah yang lebih baik, amin.
Kisah suka ketika menemukan banyak teman baru disini dengan berbagai macam karakter dan latar belakang yang berbeda yang tidak jarang membuat saya mengerutkan kening.
Kisah duka dan kekecawaan bahkan satu kisah yang membuat saya tertawa lucu.
Gosip yang menimpa si Abi (semoga jadi kifarat dosa kita ya Bi
Banyak hal yang kami lakukan untuk bertahan disini. Hidup kami tidak kurang berlebihan pun tidak.
Untuk yang lain RM 5 ato bahkan RM 10 setiap kali makan mungkin dianggap biasa mumpung di luar negeri gitu looh manfaatkan kesempatan yang ada. Kami hanya tersenyum ketika salah seorang teman kami yang pernah tinggal lama disini menyarankan berbagai restoran sedap disini. Bukan tak ingin tapi dompet kadang tak mengijinkan. Meski begitu kadang sebulan sekali atau ketika ada rejeki kami pergi ke sebuah kedai makan favorit kami. Kalau jenuh dengan rutinitas keseharian, kami terbiasa bermain di taman dekat rumah dengan arena bermainnya cukup untuk bermain anak-anak sampai puas. Memanfaatkan fasilitas gratis.
Mendengar cerita ketika teman berburu berbagai macam daun yang bisa dijadikan sayuran atau bumbu sayur sudah biasa bagi kami. Karena sekalinya ada dijual bebas satu atau dua batang saja mahal nya bukan main bagi kantong kami
Saya akui, kami lebih dewasa tinggal jauh dari kampung halaman. Setiap hari kami jalani bersama. meski kadang rindu dengan kehidupan mapan kami di Indonesia. Tapi dengan segala kesederhanaannya kami menikmati setiap saat kehidupan kami disini.
Ketika lebaran kemarin, kami cukup bingung mencarikan buah tangan bagi sanak keluarga kami di Indonesia. Kebayang bertepatan dengan lebaran pasti banyak teman dan saudara kumpul. Koleksi barang yang beda untuk oleh-oleh paling seputar Petronas atau kaos yang bertuliskan Malaysia tapi kualitas yang ada jauh dengan yang di Indonesia dengan harga kisaran yang sama. Jadinya kami memutuskan membeli makanan dengan satu kemasan isi banyak hingga bisa kami bagi ke setiap orangnya.
Ada kisah lucu bagi saya ketika lebaran kemarin pulang. Salah seorang teman saya punya kendaraan baru. Saya cukup surprise dan tentu saja ikut bahagia. Setiap orang punya rejekinya masing-masing, pikir saya. Ketika saya menyatakan kegembiraan saya dengan rejeki baru nya kata-kata yang dikeluarkan teman saya membuat saya tersenyum miris. " Iya kan rejeki mu bisa pergi ke luar negeri ya saya beli kendaraan baru donk. Kemaren aja gak lama kalian pergi ke Malaysia si Adek ribut pengen naek pesawat juga. Ya jadilah kita pergi ke Yogya pake pesawat jadi kan kita sama-sama merasakan naek pesawat ya?"
Ahhhh..... maaf teman jika kepergian kami malah membuat sebagian di hati teman tidak berkenan.
Rumput tetangga selalu tampak hijau dibanding rumput rumah kita. Sepertinya pepatah ini akan selalu saya ucapkan ketika banyak teman kami yang kembali mengatakan "Pasti enak ya hidup di luar negeri?" dan juga untuk intropeksi bagi diri saya sendiri.
Comments
Post a Comment
haii Tiada kesan tanpa komentarmu
* Just click on the pic and copas into box comment for using the emoticon