Islam dan Menulis, IMHO

Akhir-akhir ini udah lama engga posting tulisan di eMPeh. Sibuk jadi pemburu kuis neh. Heran juga dapet info satu merembet ke yang lain, jadinya sering fokusnya ke kuis terus. Sekarang ini sudah ada tiga kuis menanti untuk ku peluk, jiaaahhhahaha lebay....

Pagi begini, tiba-tiba kangen aja pengen posting sesuatu di blog. Kemarin sore selagi baca-baca berita dan mencari artikel menarik yang berkaitan dengan kuis yang pengen saya ikutin, saya dapet sebuah artikel bagus dari blognya Percikan Iman. Isinya tentang sebuah amal ibadah yang intinya jika diawali dengan niat baik insyaAllah tidak akan lolos dari pandangan Nya, yaitu menulis. Ya, betul menulis.

Artikel itu dibuka dengan sebuah surat Al-Ankabut ayat 48, yang mengatakan "Dan kamu tidak akan pernah membaca sebelumnya suatu kitab pun dan kamu tidak menulis suatu kitab dengan tangan kananmu, andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari (mu)." In my humble opinion, ayat ini menjelaskan bahwasanya Islam mengajarkan kita untuk membaca dan menulis. Bahkan ayat pertama yang diturunkan adalah ayat tentang membaca. Iqro! Baca.

Begitu banyaknya ilmu yang Allah sebar dan hanya sedikit yang diketahui, rugi banget ya? Dan salah satunya adalah tentang membaca dan menulis ini. Membaca dan menulis menurut saya sudah seperti dua mata koin, satu paket gitu. Begitu banyaknya kampanye tentang membaca, juga tentang menulis. Padahal dalam Islam sendiri sudah ribuan tahun hal ini dikenalkan.

Seperti yang sudah ditulis berkali-kali bahwa saya begitu mencintai kegiatan membaca dan menulis. Jadi ketika membaca artikel ini, semakin bertambahlah semangat saya untuk terus membaca dan menulis. Menulis utamanya, karena terkadang kita tidak menyadari segala amal perbuatan yang diawali dengan niat ibadah akan berbuah manis nantinya. Termasuk kegiatan menulis ini. Jika niat awal kita menulis adalah sebagai salah satu ladang ibadah kita, insyaAllah kesulitan-kesulitan dalam menuangkan ide akan dimudahkan oleh Allah.

Tanpa saya sadari pun begitu. Ketika sedang stuck, susah sekali mencari ide ataupun ketika sudah ada ide sulit sekali tangan ini untuk mulai menari diatas keyboard. Tapi ketika hati melibatkan nama Allah, semua seolah berjalan begitu saja. Harus membuat topik khusus juga neh tentang arti kata syukur. Lebih banyak membasahi lisan dengan kata syukur agar kebiasaan berkeluh kesah hilang dalam diri. Seperti yang si bungsu bilang, "Sering bilang Alhamdulillah dong Ummi, biar terus disayang Allah" .... pesan guru kecil ku.

Kembali ke laptop, yiaaay... sudah mulai ketularan neh . Kembali ke tema yang ingin saya tulis yaitu seperti yang dikatakan seorang penulis buku The Arabic Book (1984) Johannes Pedersen, dalam artikel ini, mengatakan bahwa "Jarang ada kebudayaan lain dimana dunia tulis-menulis memainkan peranan yang begitu penting dalam peradaban Islam"

Begitu kuatnya hubungan dunia tulis menulis dengan Islam, sehingga tidak ada alasan lagi untuk menunda apalagi bermalas-malasan untuk tetap menulis. Menulis tentang apapun. Setelah membaca kadang kita begitu ingin mencurahkan apa yang didapat dalam buku tersebut. Atau ketika ada karakter dari seorang kawan yang tidak berkenan dengan kita, terusnya susah sekali mencari seseorang untuk diajak sharing. Atau bahkan sebuah kejadian kecil yang terjadi disekeliling kita dan gatel buat komentar. Kenapa tidak memulai dengan menulis saja? Jika sudah terbiasa, tak ada bedanya dengan kita berbicara, InsyaAllah.

Segala sesuatu yang diawali dengan niat baik, tidak akan sia-sia dihadapanNya. InsyaAllah....

Semangat!!!!


Serdang, 12 May 2010
10:34 AM

Comments

Post a Comment

haii Tiada kesan tanpa komentarmu

* Just click on the pic and copas into box comment for using the emoticon

Popular posts from this blog

Mudik...!!

What's the meaning of Jilbab