Posts
Showing posts from October, 2010
Rumah sebelah setelah berbulan2 kosong akhirnya terisi juga, sedikit ketar ketir krn penghuni barunya orang India, males klo harus cium dupanya yg menyengat. Dan ternyata.... alhamdulilah mrk bukan India taat...jarang nyalain dupa. Kekeke... (yg girang liat org engga taat beragama ^___^ V)
- Get link
- X
- Other Apps
Memeluk Hujan
- Get link
- X
- Other Apps
Mulanya terasa gerah Inginnya berada didalam lautan salju Seolah terperangkap dalam sebuah dosa Jangan harap bisa bernyanyi didalamnya Berteriak hanya akan menjadi satu-satunya jalan Ketika datang ia disesali Tak jarang pula orang berkeluh kesah Bahkan ada yang membencinya Sedikit orang yang memahaminya "Ah.. kenapa kau harus datang?' "Kau tahu? Ini bukan waktu yang tepat" "Pintu belakang ada disana, tepat dibelakang mu" "Dan kenapa kau harus berada dihadapan?" "Bagus...pergilah dengan tenang..." Tidak.. tunggu.. bukan begitu caranya... Kau tidak harus memedulikakan semua omong kosong itu Kau terlalu indah untuk dihiraukan Terlalu cantik untuk diabaikan Hening itu hanya bisa ku temukan ketika kau menari Noo... bukan sebuah tangisan yang ku inginkan Bernyanyilah... hanya untuk ku Lelapkan setiap hati yang lelah Menarilah hingga kau merasa puas Ah...sudah lah berhenti terseok-seok tak tentu arah Kemarilah... biar ku peluk dirimu dalam ...
Ketika Garuda Di Dada
- Get link
- X
- Other Apps
Masih ingat dengan celoteh anak, dua malaikat saya dirumah tentang rasa nasionalisme dan beberapa PR serta mata pelajaran yang kami kemas dan ajarkan kepada mereka sedemikian rupa agar mereka tidak jenuh? Untuk lebih jelasnya silahkan klik Disini dan Disini Well, tentang rasa cinta mereka terhadap tanah air semakin menggebu-gebu, bukan apa oleh-oleh kemarin mudik adalah mereka semakin enggan untuk kembali ke Malaysia, dan ingin tetap tinggal disana. Setelah dibujuk rayu kalau kami tidak akan lama lagi tinggal di Malaysia dan akan segera pulang ke Indonesia lagi, mereka pun akhirnya luluh dan mau kembali kemari. Tentunya dengan linangan air mata sepanjang jalan kenangan. Apalagi si sulung, cintanya akan lembur nya Bandung semakin kuat terpatri. Bahasa? Mereka sudah sering menggunakan bahasa Indonesia dibanding bahasa Melayu. Bahasa Sunda? Atau bahasa Inggris? Yang sulung masih okeh, karena faktor tambahan bimbingan disekolahnya dia sudah bisa membedakan beberapa kosa kata...
Janji Oh Janji...
- Get link
- X
- Other Apps
Miss X: "Eh, nanti aku anter deh. Kasian kan dirimu kudu jalan kaki bareng anak-anak. Mobil ku kosong ini, ya?" (perjanjian pertama) Yang menjanjikan tidak kunjung datang. Miss Dijanjikan akhirnya naek angkot.... Miss X: "Nanti ku bawakan barangnya, gak usah beli kan mahal tu barangnya. Lumayan kan kalo pake punya saya pengiritan uang kas keluarga" (perjanjian kedua) Yang menjanjikan adem ayem. Miss Dijanjikan harap-harap cemas dan akhirnya terpaksa membeli barang yang dimaksud. Miss X: "Tempatnya itu asek banged buat kita jalan-jalan. Apalagi sama keluarga. Nanti aku ajak deh. Malem minggu aku telpon ya? Buat janjian. (Perjanjian ketiga) Yang menjanjikan udah ke Timbuktu kayaknya. Miss Dijanjikan tidak pernah menerima telponnya sama sekali. Miss X: "Tuh kan apa ku bilang, cape dirimu jalan kaki terus. Nanti ku ajari naek sepeda aja ya?" (perjanjian keempat) Krik...krik...krik...krik....krik....krik....(suara tokek! Saking keselnya yang ng...
[Random Snippets-AIR] Byuuuurr!! Terjun dan kemudian... Tenggelam
- Get link
- X
- Other Apps
Jika mengenang masa kecil, saya masih bersyukur bisa mengenal segala macam permainan tradisional. Dari mainan buat anak lelaki dan tentu saja buat anak perempuan sudah pernah dicoba. Main layangan, main gundu, lompat tali (kalau di Sunda namanya capintrong, khas karet gelang warna merah yang dijalin sedemikian rupa) sampai main kotor-kotoran dengan tanahnya yang masih merah. Ya, rumah dulu di Bandung, daerah Cikutra lebih mendekati Cicadas juga sih, merupakan daerah yang masih kampung alias ndeso . Banyak pohon rindang, rumah-rumah mungil yang masih terbuat dari bilik. Dan yang menambah kawasan itu cukup spooky adalah dengan adanya areal pekuburan tepat dibelakang rumah. Meski lambat laun telah berubah menjadi perumahan. Satu tempat yang tidak bisa dilupakan adalah ada sebuah sungai persis dekat rumah hanya terhalang beberapa rumah tetangga. Jadi, bisa dipastikan area sungai adalah tempat favorit waktu kecil bermain. Dulu, sungai itu masih asri peris kayak di kampung-kampung. Seka...
Ketika Peri Gigi Ikut Bermain
- Get link
- X
- Other Apps
Kalau punya kurcaci-kurcaci dirumah sudah dipastikan suasana selalunya ramai dan heboh . Sunyi senyap hanya jika mereka tewas terkapar diatas tempat tidur atau beredar diluar rumah. Karena dua kurcaci dirumah pula, kami selalu kedatangan para kawan si kurcaci ini plus emak dan bapaknya yang ikut menyertai. Seru pastinya, selalu saja ada yang datang berkunjung. Entah itu disore hari sekedar bermain mengacak-acak rumah kemudian beredar diluar. Atau ketika ada kegiatan ibu-ibunya para kurcaci kecil pun selalu ikut meramaikan. Jika mereka sudah heboh pastinya kita, as a moms , selalunya mengingatkan tak jarang pula berteriak "Hayooo... jangan terlalu heboh" "Mainnya yang bener, enggak boleh ada yang nangis" "Giliran...gantian mainnya..." "Hati-hati... gak boleh lari-lari begitu!" Yang diingatkan kadang nurut kadang juga enggak, namanya anak-anak asal aman dan terkendali kita para emak okeh-okeh ajah . Tapi yang namanya musibah ketika harus terjad...
Jilbab Pertama ku - Lembaran Sejarah dalam Hidup
- Get link
- X
- Other Apps
"Jadi kapan mau pake jilbab?" Pertanyaan yang tiba-tiba terlontar dari bibir bibi saya (beliau adalah adik bungsu dari ibu saya) ditengah rasa kantuk ketika ia selalunya bersemangat bercerita setiap usai sholat berjemaah. Saya hanya bisa mengerjapkan mata dan memandang bingung bibi saya dan sepupu yang duduk tepat disebelah, mencoba untuk mencerna pertanyaan yang diberikan kepada kami. Seolah memahami kebingungan kami, bibi kembali bercerita lagi tentang kewajiban menutup aurat dalam Islam. Waktu itu saya masih duduk dikelas satu SMP. Sekitar tahun 90an. Hanya memahami jika yang namanya Islam itu ya rukun Islam saja. Yang penting sholat, puasa dan ngaji. Urusan naik haji jauh sekali dalam pikiran saya, apalagi menutup aurat. Hingga pada akhirnya tanpa dipikir benar saya menjawab sekenanya "Nanti saja tunggu jika sudah mendapat haid pertama" pikiran yang terlintas saat itu hanya untuk menenangkan pernyataan bibi yang terus-terusan menjelaskan tentang wajibn...