Merah si Mawar Berduri
Aku melihatnya bukan dengan sengaja
Terlihat anggun dan begitu elegan
Membuat orang melirik terpesona dengan keangkuhannya
Tapi aku.. cukup tahu diri untuk tidak mendekatinya
Atau bahkan menikmati pesonanya
Tapi ia.... entah kenapa memilih ku...
Sebagai pendampingnya
Dan ia pun tampil semakin pongah
Ditengah kemegahannya sebagai bunga yang dipuja
"Kau duduk diam saja disitu
Temani aku mewarnai hari para pengagum ku"
Begitu ucap mu suatu saat
Menatap tingkah polah mu setiap detik
Semakin memahami bahwa pada dasarnya engkau bunga yang rapuh
Kesepian ditengah riak ketenaran
Hingga akhirnya aku melihat
Air mata merembes membasahi kelopak merah mu
Aku terpana melihat kesepian yang bergulir dimata mu
Sebegitu tertekan kah dirimu diantara berjuta perhatian itu?
Tapi merah mu membuat silau setiap mata
Hingga mereka tak peduli dengan luka mu
Dan ya... kau masih begitu elegan ditengah kegalauan itu
Kau tersipu mengetahui aku mencoba merengkuh mu
"Aku cukup hebat untuk menerima perhatian itu"
Duri itu yang membuat mu begitu pongah
Harusnya ia tak berada disana
Inginnya ku cabut saja
Agar aku bisa dengan leluasa menampung mu
Hingga kau pun akan tampil apa adanya
Dengan segala kemegahan
Juga kerapuhan...
Tapi kau.... masih juga menikmati semua itu
Well, jika begitu biar saja kehadiran hanya akan menjadi sebuah bisikan
Atau bahkan mungkin akan pecah tergoyang sebuah hentakan halus
Setidaknya... aku pernah ada dan akan menjadi sebuah anugerah
Saat ketika kau memilih ku sebagai sebuah vas biasa untuk menemani mu.

Bandung, 25 februari 2011
11:05 PM
Photo taken from here
Terlihat anggun dan begitu elegan
Membuat orang melirik terpesona dengan keangkuhannya
Tapi aku.. cukup tahu diri untuk tidak mendekatinya
Atau bahkan menikmati pesonanya
Tapi ia.... entah kenapa memilih ku...
Sebagai pendampingnya
Dan ia pun tampil semakin pongah
Ditengah kemegahannya sebagai bunga yang dipuja
"Kau duduk diam saja disitu
Temani aku mewarnai hari para pengagum ku"
Begitu ucap mu suatu saat
Menatap tingkah polah mu setiap detik
Semakin memahami bahwa pada dasarnya engkau bunga yang rapuh
Kesepian ditengah riak ketenaran
Hingga akhirnya aku melihat
Air mata merembes membasahi kelopak merah mu
Aku terpana melihat kesepian yang bergulir dimata mu
Sebegitu tertekan kah dirimu diantara berjuta perhatian itu?
Tapi merah mu membuat silau setiap mata
Hingga mereka tak peduli dengan luka mu
Dan ya... kau masih begitu elegan ditengah kegalauan itu
Kau tersipu mengetahui aku mencoba merengkuh mu
"Aku cukup hebat untuk menerima perhatian itu"
Duri itu yang membuat mu begitu pongah
Harusnya ia tak berada disana
Inginnya ku cabut saja
Agar aku bisa dengan leluasa menampung mu
Hingga kau pun akan tampil apa adanya
Dengan segala kemegahan
Juga kerapuhan...
Tapi kau.... masih juga menikmati semua itu
Well, jika begitu biar saja kehadiran hanya akan menjadi sebuah bisikan
Atau bahkan mungkin akan pecah tergoyang sebuah hentakan halus
Setidaknya... aku pernah ada dan akan menjadi sebuah anugerah
Saat ketika kau memilih ku sebagai sebuah vas biasa untuk menemani mu.

Bandung, 25 februari 2011
11:05 PM
Photo taken from here
Comments
Post a Comment
haii Tiada kesan tanpa komentarmu
* Just click on the pic and copas into box comment for using the emoticon