Tragedi Itu...

Hari itu sekolah usai tidak seperti biasanya. Bel pulang sudah berbunyi pukul 10 pagi. Guru bilang "Ada rapat anak-anak, kalian segera pulang ya!" Rapat merupakan kata favorit, karena selalu identik dengan pulang cepat. Jadi hari itu, kami merencanakan untuk segera beredar ke suatu tempat. Jika tidak ke rumah salah seorang kawan, paling banter pergi ke mall.

Seperti hari itu, ketika pihak sekolah memulangkan kami lebih awal, sambil bersenda gurau anak-anak bubar tanpa dipaksa. Saat itu anak-anak tidak langsung pulang, tapi nangkring disekitar sekolah. Termasuk saya dan beberapa kawan dekat. Meski si Mamang Tukang Angkot sudah rebutan cari penumpang dan suara klakson membahana di area depan sekolah, kami tak peduli. Kami bersantai-santai menikmati bonus waktu. Tapi hari itu euforia berubah total. Manusia hanya bisa berencana, Tuhan pula yang menentukan.

Ketika kawan-kawan asyik bersenda gurau sambil sibuk merencanakan akan kemana, mata saya tertuju pada satu gerombolan mahasiswa yang sedang menunggu bus. Para mahasiswa tersebut tampak begitu tenang dan dewasa, terlihat hebat dimata saya. Impian dan cita-cita kelak. Apalagi mahasiswa yang sedang menunggu bus itu berasal dari universitas favorit.

Didekat para mahasiswa tampak sebuah sedan putih, seperti sedang menanti sesuatu, entah apa. Mungkin akan menyebrang atau sedang menunggu seoarang kawan. Ditengah lamunan, bus yang dinanti pun datang. Para mahasiswa segera berkerumun mendekati pintu bus. Ketika bus sudah berada didepan para mahasiswa, sedan putih tiba-tiba saja menancap gasnya dan melaju cepat menuju bus. Sontak si pengemudi bus membelokkannya, hingga tabrakan bisa dihindari. Mahasiswa segera menepi, kaget dengan serangan yang tiba-tiba terjadi. Decitan rem dan suara ribut yang hiruk pikuk, menarik perhatian orang-orang disekitar. Ulah si supir sedan putih ternyata tidak berhenti sampai situ, tanpa pikir panjang Ia banting stir kearah lain, menuju kerumunan para mahasiswa. Ia langsung tancap gas kembali dan menyeruduk orang-orang yang ada dihadapannya. Dan ya, Ia menabrak para mahasiswa tersebut. Orang-orang terpental saat itu juga. Ada yang jatuh kedalam selokan, terbawa diatas kap mobilnya. Dan yang paling parah, ini yang paling tidak bisa saya lupakan, ada satu orang tepat berada dibawah sedan itu dan ikut terseret, sampai tepat berada dihadapan saya. Korban yang berada dibawah mobil itu hanya bisa pasrah. Melihat adegan ini saya segera membalikkan badan, menagis kemudian menutup mata dan berjongkok. Berdzikir tiada henti. Korban pun terlepas dan dilindas dengan mulusnya oleh si pengemudi sedan putih.

Orang-orang didalam sekolah yang tidak melihat kecelakaan segera berteriak "Lihat nomer plat mobilnya!! Nomer polisinya!!" Hal ini sama sekali tidak terlintas dalam pikiran, sampai saya memaksakan diri untuk menoleh melihat nomer plat sedan itu, tapi yang terlihat dihadapan justru korban yang terlentang tak berdaya. Saya kembali menutup mata dan menangis.

Beberapa detik setelah kecelakaan, orang  ramai berkumpul. Saya dan kawan-kawan digiring masuk kedalam sekolah untuk ditenangkan dan ditanya perihal kecelakaan tersebut. Kami shock melihat kejadian tersebut, hanya menggeleng dan menggeleng ketika orang-orang bertanya.

Kami pun disuruh pulang. Ketika kembali melihat tempat kejadian perkara, sudah ada beberapa mobil polisi dan beberapa petugas. Ada seorang saksi sedang mereka ulang kejadian itu kepada polisi. Melihat genangan merah dijalan dan sisa kejadian, saya segera pulang.

**********

Tulisan ini untuk meramaikan lomba yang diadakan oleh Ibu Dokter Prita dengan tema Lomba Menulis Kisah Kemanusiaan


Bandung, 7 Juni 2011
3:41


Comments

Post a Comment

haii Tiada kesan tanpa komentarmu

* Just click on the pic and copas into box comment for using the emoticon

Popular posts from this blog

Mudik...!!

What's the meaning of Jilbab