Serunya Snorkeling di Pulau Tidung

Siapa yang tak kenal dengan nama Raja Ampat? Atau Karimun Jawa? Dua tempat yang selalu menjadi tujuan wisata bagi mereka yang mencintai dunia bawah air. Orang-orang rela menempuh perjalanan jauh demi menikmati pemandangan di sana. Sebenarnya, di Jakarta ada gak sih gugusan pulau yang memiliki pemandangan yang tak kalah cantik dibandingkan dua tempat tadi? Buat yang gak tahu, mesti belum banyak tahu tentang Kepulauan Seribu. Tepat sekali, di sana banyak berderet pulau yang memiliki pemandangan cantik untuk ditelusuri.

Pemandangan indah seperti ini, tidak jauh dari Jakarta Looh!!

Beberapa waktu yang lalu, alhamdulillah dapat kesempatan menikmati salah satu pulau di sana, yakni Pulau Tidung. Pertama kalinya berkunjung ke Pulau Tidung, dan untuk pertama kalinya juga melakukan snorkeling, sungguh saya jatuh cinta dengan pemandangan indah di bawah laut sana. Mulanya suami menawarkan untuk pergi ke sana dalam rangka liburan anak sekolah. Tawaran menggiurkan yang langsung saya iyakan. Menjelang kepergian, mulai packing-packing persiapan selama dua hari satu malam berada di sana. Meski rada riweuh dengan persiapan yang harus dibawa, maklum bawa tiga krucil, petualangan di pulau tidung sudah tak sabar untuk segera dijelajahi. Hingga akhirnya meluncurlah ke pelabuhan Marina.

Tiba di Marina pukul tujuh pagi, kami segera menuju kapal yang telah menanti. Perjalanan kurang lebih selama satu setengah jam menuju pulau tidung. Sampai di tempat tujuan, kami disambut oleh dua pemuda penduduk lokal, yang telah disewa untuk keperluan selama di Tidung. Kami diantar menuju home stay, sebuah rumah penduduk yang memang sengaja disewakan. Tampak di halaman rumahnya berderet sepeda yang siap untuk kami gunakan untuk mengelilingi pulau.

Deretan sepeda yang siap untuk dikayuh

 

Selain sepeda, ada juga bentor yang bisa disewa untuk mengelilingi pulau

Ketika istirahat, kami ditawari minuman hangat, kebetulan cuaca agak mendung ketika kami sampai. Tak lama makanan siang pun disajikan. Pada pukul dua siang kami diminta bersiap-siap untuk snorkeling. Mendengar kata yang satu itu, semangat pun membuncah. Menikmati dunia bawah air di Tidung, itu yang paling ditunggu-tunggu. Setelah mengenakan pakaian renang dari rumah, kami pergi menggunakan perahu kecil ke tengah laut. Sebenernya gak terlalu jauh juga dari pesisir pantai, hanya saja tempat tersebut memang biasa digunakan untuk snorkeling.

Di Tidung ada Jembatan Cinta namanya, yang menghubungkan dengan pulau kecil.

Setelah diberitahu bagaimana caranya menggunakan alat snorkeling, dan sambil memakaikan pelampung kepada anak-anak, kami pun masuk ke dalam air. Awalnya takut jujur saja. Meski terbilang dangkal, bagi saya tetap saja cukup dalam. Dan walaupun saya sudah bisa berenang, tetap saja  rasa takut itu tetap ada. Ditambah bawa balita dua tahun, lengkap sudah ketakutanku.

Si Sulung yang berhasil menggiringku ke tengah laut

Turun ke bawah, saya mepet-mepet di tangga perahu, tapi anakku yang sulung rupanya cukup berani.Mukanya asyik melihat ke bawah. Dan rupanya yang lain pun melakukan hal yang sama. Semua anteng dengan kegiatan masing-masing. Karena penasaran, saya perlahan maju ke tengah sambil pegang si bungsu. Sambil menahan nafas, saya pun membenamkan kepala.

The baby yang ribut pengen nyemplung :*

And here I am succesfully snorkeling, full with the narxism!! ^^

Dan di sanalah lukisan alam terpapar indah. Tak henti-hentinya saya memuji kebesaran Allah.Pesonanya sungguh menakjubkan. Cantik dan begitu membius. Di bawah laut ada berbagai macam terumbu karang yang unik. Belum lagi ikan-ikan  mungil yang berenang bebas diantara batu karang. Rasanya sungguh seperti melayang di udara.

Lihat ikan kecilnya diantara batu karang, lucunyaaa!!

Batu karang yang mirip bunga, cantiiik

Lagi asyik menyelam, air laut masuk terus ke dalam mulut. Bahkan sampai terbatuk-batuk dibuatnya. "Saya yang enggak lihai pakainya, atau cara penggunaannya yang tidak tepat ya?" Pikir saya waktu itu. Tapi saking ingin menikmatinya lagi, saya memilih untuk mengacuhkan gangguan tersebut dan terus menahan nafas. Bawa baby sambil snorkeling cukup melelahkan juga. Saya pun memutuskan untuk  naik kapal pada akhirnya.

My Princess yang berani berenang sendirian.

Suami menyelam ke bawah, menyentuh batu karangnya. Keren yaa?

Si sulung yang masih semangat snorkeling, meminjam alat yang dari tadi saya gunakan. Tak lama ia pun berkomentar,  "Ummi, alatnya bolong neh. Pantes airnya masuk terus ke mulut," celetuknya.

What??! Pantesan ajaaah!! Dari tadi minum air lautan yang gurih dan menyesakan. Mau protes keburu udahan. Ya, sudahlah gigit jari. Lagi berandai-andai, kapan kira-kira bisa snorkeling lagi. Tiba-tiba seorang kawan mengajukan ide untuk snorkeling keesokan paginya, sebelum pulang kembali ke Jakarta. Meski harus mengeluarkan biaya tambahan, tanpa ragu saya langsung mengiyakan. Menikmati pemandangan bawah laut di pulau tidung, siapa yang tidak tergiur?!

Sunrise di Pulau Tidung

Ketika matahari baru beranjak keluar, kami sudah kembali berlayar. Pemandangan cantik seperti itu, hanya ada di Pulau Tidung. Dan kali ini, saya meminta suami menjaga si bungsu. Hingga saya pun benar-benar memuaskan diri berenang diantara ikan kecil dan melayang di atas terumbu karang yang menawan.

Bagi kami, Pulau Tidung merupakan pintu pertama untuk menjelajahi keindahan Kepulauan Seribu. Usai mengunjunginya, kami semakin ingin menikmati keindahan pulau lainnya. Menjelajah keindahan pulau-pulau dengan jarak yang cukup dekat dari Jakarta, hanya ada di kepulauan Seribu.

Pasukan siap menjelajah kembali!!

Bandung, 17 Juni 2013